Selasa, 17 September 2013

Fall The Dawn ( 5 ) - Night Crawler part one

NIGHT CRAWLER

( part one )

Lelaki terus melangkah, sesekali tangannya menekan pinggang kanannya yang terasa terbakar :

~ pendarahan ini harus segera dihentikan, temukan safe house : benaknya segera merespons rasa nyeri akibat serempetan peluru itu

~ malam telah lewat ditengahnya, lelaki itu berhenti sejenak dikegelapan dan memeriksa gadgetnya: safe house hanya berjarak 1 klik lagi dan diujung jalan itu dia berbelok masuk ke sebuah jalan kecil.

~ lima belas menit kemudian, dia sudah berada didalam safe house dan memasuki basement tanpa ragu. Tempat itu telah dipersiapkan jauh-jauh hari untuk kepentingannya sendiri.

Sistim pengamannya sangat spesifik dan hanya bisa menerima perintah darinya saja.

Basement itu ternyata lebih luas dari ukuran rumah yang bertype menengah tersebut. Segalanya tersedia disitu, dari tempat tidur sampai pada peralatan canggih untuk menunjang aktivitasnya sebagai operative sekaligus asset yang sangat terlatih.

~ lelaki itu membuka bajunya dan tampak dipinggang kanan itu sebuah luka menganga yang masih mengeluarkan darah. Sebotol whisky segera dituangkannya membasahi luka itu.

Rasa sakit tak dirasakan dan pikirannya teralih pada hal lain. Sepuluh menit dihabiskannya untuk mengurusi luka itu supaya tidak mengganggu pergerakannya nanti.

Pada menit berikutnya dia sudah mengganti pakaiannya yang basah oleh hujan bercampur darah itu dengan pakaian kering.

Wajahnya nyaris tak memperlihatkan emosi, semua itu berkat derita pelatihan bertahun-tahun dan operasi-operasi yang telah dilakoninya selama tujuh tahun terakhir.

Bahkan namanya sendiri nyaris terlupakan dan tak pernah digunakannya lagi.

Dia adalah alias, dia adalah bayangan yang tak pernah ada atau berwujud namun membawa hawa kematian bersamanya.

Tangannya mengetuk beberapa titik tersamar dihamparan dinding bata ekspose tanpa cat itu dan lemari buku yang berada diseberang dinding itu membuka perlahan.

Sederetan monitor dengan komputer super canggih menyambutnya dan siap menerima perintahnya.

~ welcome aboard , sir ~

Sebuah suara perempuan yang berasal dari peralatan komputernya menyapa.

~ thanks Xaviera ~

Lelaki itu tak peduli dan duduk dikursi empuk menghadapi peralatannya.

Sedikit aneh memang, menamakan program komputernya dengan panggilan Xaviera. Tetapi setidaknya itu mencerminkan sisi masa lalunya ketika belum terjebak dalam dunia gelap yang dilakoninya saat ini.

Itu adalah nama seorang gadis yang pernah disinggahi hatinya dulu. Dulu dan cerita itu telah lama terkubur. Nama itu hanya sekedar nama tanpa banyak gunanya lagi. Nama itu tak lagi mengusiknya. Nama itu telah terkubur dalam nisan bisu disebuah pemakaman umum.

~ dengan segera lelaki itu menghidupkan sambungan nirkabel gadgetnya dan segera pula meluncur berbagai perintah kepada Xavier untuk diolah dan memberikan gambaran kepadanya.

Xaviera segera melahap semua data dan mencari jawaban yang diinginkan sesuai perintahnya.

Xaviera adalah gabungan perangkat multi-tech dari beberapa negara yang kecanggihannya tak terungkap dimedia apapun karna hanya digunakan oleh beberapa agency intelligence .

Firewall yang terunduh dalam hardwarenya akan selalu memberikan pantulan kepada siapa saja yang berniat meng-hack.

Lelaki itu hanya diam dan meneguk coke dingin yang bercampur gin dan tonic. Sebatang rokok dihisapnya dalam-dalam seakan ingin melampiaskan beban pikirannya.

~ mungkin rokok ini yang akan membunuhku dan bukan oleh peluru ~ selintas pikirannya menegur tetapi diabaikannya.

~ ready to proceed, sir ~

~ change to bahasa ~

Satu jentikan jari lelaki itu segera mengubah input language yang digunakan Xaviera.

Lelaki itu diam dan matanya melahap segala informasi yang ditampilkan oleh ke tujuh monitor didepannya.

~ asset pertama dan kedua tidak memiliki data tambahan kecuali bahwa mereka sudah dinyatakan tewas dalam sebuah operasi di afrika

~ asset ketiga : seorang arsitek disebuah lembaga nirlaba dengan personal data seperti kebanyakan orang dan belum pernah terlibat operasi lapangan : hmm...pemutus rantai, gumamnya lirih.

~ 1.40.21.9.88 : the jasmine :

sebuah hotel kuno dan cukup ekslusif dipinggiran kota yang memiliki view pantai.

Ada yang menarik minat lelaki itu ketika mengenali sebuah nama dan wajah pemilik hotel tersebut.

~ willam de marchisio, usia 58 tahun, penggemar kucing persia, tidak menikah, pengawal klan marchisio, a.k.a : the art~

~ lawan yang sangat tangguh, itulah sebabnya dia disebut juga ' sang seniman ' . Seorang penjagal klan marchisio yang sangat telaten dan kejam dalam menangani musuh2 sang kepala keluarga klan.

Mendengar namanya saja sudah membuat pihak2 yang ingin mengusik, langsung berkeringat dingin.

Lelaki itu hanya diam dalam menyerap data. Tak peduli siapa, yang menghalangi akan berurusan denganku, pikirnya mantap.

Dia sudah pernah berhadapan dengan sang seniman, tiga rusuknya patah dan sebuah peluru mampir dipundaknya.

Demikian juga sang seniman mendapat hadiah balasan darinya, rahang patah dan sebuah codet didagunya. Hanya karna perempuan itulah dia tidak membenamkan peluru Glock-10 pada kepala sang seniman.

~ Tya atau Sekar Suket : anggota lab fisika ?

Kenapa hal ini terlewatkan ? Penelitian dan pengembangan sistim fusi dingin ? Ingatannya kembali pada kenangan yang coba disisihkannya.

~ engkau selalu membuatku tersipu: kalimat-kalimatmu selalu menyejukkan hatiku, aku tak ingin menggantinya dengan apapun

~ kurelakan nyawa ini terengut oleh dunia tetapi tak pernah kuinginkan bila harus kehilangan rindang dan sejuknya langit bila engkau disisiku..

~ kita akan selalu memeluk rindu ini apapun yang terjadi, bukan ?

~ jangan biarkan cinta kecil kita mengusik dunia yang hiruk ini , bila tiba saatnya nyawaku terengut , aku ingin engkau yang mengambilnya dariku karna cintaku takkan pernah terlekang oleh apapun .

Itulah kalimat yang terucap dari tya, seminggu sebelum kejadian yang memuakkan siang itu.

~ fusi dingin ? Apa yang dilakukan oleh tya dgn fusi dingin ? ~
matanya berkilat seketika, sepertinya teringat sesuatu dan ditemukannya pada monitor ke tujuh .

~ perspektif tiga dimensi , Xaviera ~

Kini dia mulai fokus mencari sesuatu pada rangkaian rumus yang diperolehnya dari operative C-12.

Lampu-lampu mulai redup dengan kemunculan pancaran reflektor yang berbentuk 3D.

Ada beberapa rangkaian yang terbentuk oleh rumus2 tersebut, namun tidak semuanya lengkap. Ada bagian yang hilang, pikirnya.

~ inikah jawaban kunci dari semuanya ?

~ dimana potongan rumus yang lain ?

~ apa hubungannya dengan Fanny Wijaya ?

Lelaki itu mengerutkan keningnya dan satu jentikan jarinya membuat lampu kembali terang.

Matanya menatap monitor yang berisi personal data dan track record Fanny Wijaya.

~ lulusan Cambridge dan Oxford, hubungan international dan fokus pada pengembangan psikologi pertahanan, sejak tujuh tahun yang lalu bekerja pada sebuah lembaga financial sebagai konsultan. Hanya namanya saja lembaga financial untuk menutupi kegiatan utamanya sebagai kontraktor kontra inteligen atau dikalangan mereka disebut perusahaan. Kecemerlangan pikirannya telah membuatnya dipercayai sebagai konsultan utama bagi sang jendral, yang berperan sebagai direktur. Seringkali keputusan perusahaan dibuat atas segala pertimbangannya.

Lelaki itu coba mencari kaitan yang tersirat. Pertemuannya dengan Fanny Wijaya, nyaris boleh dikatakan sebuah kebetulan. Dialah yang mencegahnya menghabisi sang seniman pengawal klan marchisio dalam sebuah operasi di selatan sisilia.

Bahkan mengobati luka-lukanya disebuah villa kecil di daerah tuscan. Itu adalah pelariannya yang pertama kali dan dibantu oleh seorang perempuan.

Hubungannya tidaklah terlalu istimewa saat itu karna sebagai seorang operative , posisinya tidaklah menguntungkan.

~ kini apapun peranannya, mungkin disitulah letak awal kekisruhan ini.

~ setelah bertahun-tahun kemudian barulah terkuak sedikit informasi bahwa dia adalah salah satu putri dari kepala keluarga klan marchisio yang sudah mengundurkan diri dan menyerahkan semua urusan kepada penerus klan yaitu kakaknya sendiri.

~ entah mengapa, dia,mengganti namanya dengan fanny wijaya. Mungkin untuk menutupi asal usul keluarganya atau mungkin terlalu cinta dengan negara kedua yang menjadi tempat tinggalnya setelah memutuskan untuk menghindari hiruk pikuk klan keluarganya.

Yang pasti dia teramat menyayangi ibunya, seorang perempuan asia, yang akhirnya juga menjauhi klan marchisio.

Dia ingat gadis itu pernah bercerita ibunya bernama Kiki Nauly dan seorang adiknya yang lahir setelah sang ibu menikah lagi dengan seorang profesor belanda, yang tinggal didekat kota Leiden.

~ Tya adalah adik tirinya dan sangat suka menggunakan nama Sekar Suket, entah apa maknanya.

Lelaki itu menarik napasnya dalam-dalam lalu mengalihkan matanya pada kedua profil terakhir.

~ Kirana Qi : seorang pemegang ban hitam Dan III gojukai. Pekerjaan : analis ekonomi dan perbankan.

~ tak ada yang menarik atau aneh, justru membosankan hidup dengan angka-angka, gumamnya.

~ tetapi tunggu dulu : Kirana Qi pernah satu kampus dengan Fanny Wijaya, Tya dan Fe ?

~ sontak lelaki itu mengalihkan perhatiannya pada profil terakhir.

~ Fe : a.k.a Frilly Rizky Junevita , lulusan magister hukum dan tehnik mesin. Pekerjaan: konsultan tehnik pada sebuah perusahaan konsorsium. Pernah berhubungan dengan William de marchisio , sang seniman ?

Mata lelaki itu kembali mengamati profil Kirana Qi sembari memberikan perintah-perintah lainnya.

~ Kirana Qi : pernah berhubungan dengan Claudio de marchisio, sang pewaris tahta klan marchisio ?

Lelaki itu terpaku, ternyata ketiga profil terakhir bersangkutan dengan klan marchisio.

~ balas dendam ?

Lelaki itu menggelengkan kepalanya, terlalu sederhana walaupun tak bisa disepelekan.

Teka-teki itu semakin berkembang dengan riak yang dalam.

~ Tya ~ Ya, gadis itu menyimpan sesuatu . Tetapi gadis itu sudah tewas, mungkinkah...?

~ hotel the jasmine ~ perintahnya lantang.

Monitor itu kini dipenuhi oleh gambaran hotel dan landscapenya.

~ kurelakan nyawa ini terengut oleh dunia tetapi tak pernah kuinginkan bila harus kehilangan rindang dan sejuknya langit bila engkau disisiku..~

Terngiang kembali ucapan gadis itu kepadanya dan membawanya pada sebuah pemandangan pada taman hotel tersebut. Disitu tampak sebuah pohon besar dan rindang. Disitu pula dia dan gadis itu pernah menyimpan sesuatu pada lubang yang ada disalah satu dahannya. Gadis itu memang terampil memanjat dan gadis itu pula yang menyimpan kotak kenangan mereka.

~ lelaki itu lantas memberikan perintah untuk mengeluarkan data imigrasi.

~ dua minggu sebelum kejadian siang kemarin, Tya pernah kembali ke hotel itu. Data penerbangan menunjukkan bahwa Tya juga mengunjungi Leiden, mungkin mengunjungi ibunya yang seringkali dipanggilnya dengan nama, Kiki.

Kini semakin tampak jelas kemana teka teki itu menuju.

Lelaki itu kembali menghembuskan napasnya.

Terlambat !

Dia baru menyadari ada asap memasuki ruangan itu melalui fentilasi pendingin ruangan tepat diatas kepalanya.

~ self destruction Xaviera....~

Dalam hitungan detik, perangkat canggihnya yang bernama Xaviera itu mengeluarkan letupan kecil dan memusnahkan segala data yang ada.

Lelaki itu tercekat dan sia-sia dengan langkahnya meraih senjatanya diatas meja yang berjarak tiga meter itu.

Napasnya sesak dan mulai kehilangan tenaga.

Perlahan tubuhnya mulai limbung dan sebelum kehilangan seluruh kesadarannya, tampak dua orang perempuan melangkah masuk ke ruangan basement itu.

~ Kirana Qi dan Fe !

Keduanya melangkah dengan masker kecil menutupi hidungnya, namun tidak bisa menutupi wajah mereka yang cantik itu.

~ lelaki itu terkulai dan rubuh dengan kesadaran yang mengingsut pergi.

Perjalanan masih panjang dan menyisakan gelombang petaka yang penuh tanda tanya...

   ( see ya in the next note..)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar