Selasa, 17 September 2013

Fall The Dawn ( 3 ) - Deja Vu part one

DEJA VU

( part one )

Jendela-jendela tertutup rapat , gordjin terentang kaku :

~ senyap tak terusik , lelaki itu tertelentang diatas kasur yang beralasan sprey dan bed cover murahan

~ hanya dengung pendingin ruangan tampak angkuh sendirian tak tersentuh : hujan diluar tak lagi gerimis kecil

Lelaki itu hanya menengadah dalam pejam matanya dan napasnya sedemikan teratur sehingga sirna semua risaunya . Namun tidak dengan benaknya yang berkutat dan meringkuk dalam genta tanya .

Malam ini nyaris lewat memikul rentengan teka teki yang kehilangan keping terakhirnya, Dua buah telepon genggam itu terbuka dan layarnya dibiarkan menyala serta sebuah anting platina yang bermotif kelopak melati tergeletak pula diatas sebuah Aspire P3 yang tampak menunggu konfirmasi untuk log-in .

Sedangkan tas gendong hitam yang tampak berat itu ada dilantai bersebelahan dengan kaki ranjang, Glock-10 nya meringkuk sendiri didekat kepala lelaki yang masih terpejam itu

~ desah napasnya mulai terusik :

~ sebuah kilatan sinar yang memendar dari bawah pintu kamar hotel murahan itu mendadak mengejutkannya,

~ lentingan tubuhnya begitu sigap melompat dan berlari tanpa suara dengan Glock-10 terkokang ditangan kirinya, menuju pintu itu

~ kilatan cahaya itu sudah hilang sepersekan detik ketika tubuhnya merapat disamping pintu yang terkunci :

Tak ada suara sedikitpun, begitu juga suara napasnya tampak teredam : tangan kanannya sontak membuka kunci dan menyibak pintu itu tanpa suara berarti .

~ tangan kirinya tersembunyi dibelakang tubuhnya dengan jari menyentuh trigger Glock itu sambil mendorong tubuhnya keluar .

~ sepi :

~ tak tampak pergerakan apapun dan matanya menghunjam kedua sisi koridor dan tangga darurat

~ lelaki itu sedikit meregang sebelum tubuhnya kembali kedalam dan pintu itupun terkunci lagi

~ dalam keremangan matanya tertumbuk pada sebuah kertas kecil yang bergerak ketika pintu tertutup :

Dengan waspada kertas itu diambilnya : laptop dan kedua telepon genggam itu segera dipindahkannya merapat ke dinding tembok kamar mandi, juga anting platinanya

Kewaspadaannya kembali merajuk , matanya tajam menatap lembaran kertas kecil itu

~ 1.40.21.9.88 : the jasmine ~

Hanya itu yang tertulis , dahinya berkerut dan benaknya berpikir keras :

~ siapa yang mengirimkan ini ?

~ siapa yang tahu dia ada disitu ?

~ ini hotel murahan dan dipilih secara acak : tak mungkin ada yang mampu mengikutinya kecuali asset yang sangat terlatih

Tangannya bergetar ketika matanya mencial kepada anting platina itu ;

~ damn it !

Diambilnya sebuah kotak kecil dari tas gendong hitam itu: dibukanya dan sebuah kabel usb dimasukkannya pada laptop itu
Dengan menggelengkan kepalanya seakan ingin menepis skenario yang tampak dibenak,diletakkannya anting tersebut pada wadah kecil dikotak itu dan tangannya dengan cepat menjalankan sebuah program enskripsi :

~ terima kasih don facio , gumamnya lirih : kotak pemberian seorang sahabatnya itu kini digunakannya.

~ don facio , itulah sebutan sahabatnya dan benar2 seorang sahabat baginya ditengah perusahaan yang tak mengenal arti persahabatan : benaknya tak ingin memikirkan nama asli maupun tempat tinggal sahabatnya itu, demi keselamatannya juga

Dalam hitungan menit, program itu telah memberikan hasilnya :

~ sebuah pelacak telah tertanam dalam anting platina itu : sialan...! kutuknya ketika melihat spesifikasi dan jenis pelacak itu :

~ amd.972.tgps .0.00.9.00

~ militer ?

~ kenapa militer ikut terlibat ?

Benaknya terus berpikir keras : pelacak itu kemudian dienskripsinya kembali dan dengan program don facio tesebut, dia mengubah tracker itu sesuai dengan skenario yang langsung terbentang dibenaknya  .

Sekarang dia berada 200 meter dibelakang tracker yang berbasis satelit itu .Program itu dengan sempurna telah merubah arah tracker itu tanpa menimbulkan jejak telah dikutak-katik

Mereka, siapapun mereka takkan pernah berpikir bahwa dia punya program untuk merubah dan itu ada keuntungannya : tapi itu takkan lama sebelum mereka menyadari bahwa para taktisnya mengalami kegagalan. Itu berarti ada bahaya sampingan bila mereka menemukan bekas-bekas program don facio .

~ tangannya segera menemukan don facio dengan sebuah enskripsi rumit dan unik

~ left the base immediately. Status : cracking the satellite trackker, ~ amd.972.tgps .0.00.9.00. New base : fishing at the winter ~

Pesan itu akan membuat don facio mengerti bahwa ada kemungkinan dirinya terlacak : itu juga akan membuatnya sibuk untuk mengerjakan langkah taktis berikutnya

~ lelaki itu kemudian memindahkan program pelacakan satelit itu kedalam gadget miliknya supaya lebih mudah bertindak

~ semuanya siap dalam hitungan menit dan dia siap meninggalkan hotel murahan itu untuk memulai pertarungannya melewati malam

~ 1.40.21.9.88 : the jasmine ~

Itulah sasarannya selanjutnya :

~ itu hanya angka~angka yang penuh jebakan namun baginya tak begitu mengganggu, sekalipun dua kata terakhir itu sedikit membuatnya curiga :

Bayangan asset ketiga yang dihabisi dengan dua tembakan itu menggelitik pikirannya : mungkinkah dia ?

Kepalanya menggeleng ragu , itu pekerjaan seorang asset taktis yang sangat terlatih

~ semua ini berawal dari targetnya seorang demonstran itu , siapa dia ?

Profil perempuan muda itu seperti kebanyakan tak ada yang istimewa, kecuali kegilaannya sebagai demonstran yang entah memperjuangkan apa, itu bukan urusannya

~ tetapi mengapa perusahaan begitu repot mengirimnya untuk hal sepele itu ?

~ mungkin tidak sepele seperti yang terlihat, siapa demonstran itu ?

Terlepas dari semua pertanyaan itu, ada yang tampak mengusiknya,

~ telah kukorbankan seorang yang pernah kucintai, entah untuk apa : pengabdian atau ini sebuah kewajiban ? Atau cuma sebuah ketakutan akan pembalasan perusahaan untuk sebuah pembangkangan ?

Lelaki itu memyandarkan dirinya disebuah tembok gelap dan sepi, matanya tak berhenti untuk waspada: sesekali ditatapnya gadget yang memperlihatkan pergerakannya, dia berada 200 meter dibelakang titik pelacakan

~ jangan lupa itu atau engkau akan kehilangan nyawa sebelum semuanya terungkap, bahtinnya.

Pikirannya kembali menampakkan kepasrahan wajah sang perempuan demonstran itu, wajah itu telah membuatnya penuh sesal , setidaknya ada rasa yang terengut ketika peluru itu menembus kening yang berhiaskan sepasang alis yang sempat diungkapkannya :

~ alismu bagaikan sepasang pedang Prince of Persia ~ gadis itu tertawa kecil dan menggenggam jari yang lembut mengusap alis matanya itu dan menciumnya dalam~dalam

~ engkau selalu membuatku tersipu: kalimat-kalimatmu selalu menyejukkan hatiku, aku tak ingin menggantinya dengan apapun

~ kurelakan nyawa ini terengut oleh dunia tetapi tak pernah kuinginkan bila harus kehilangan rindang dan sejuknya langit bila engkau disisiku..

~ kita akan selalu memeluk rindu ini apapun yang terjadi, bukan ?

~ jangan biarkan cinta kecil kita mengusik dunia yang hiruk ini , bila tiba saatnya nyawaku terengut , aku ingin engkau yang mengambilnya dariku karna cintaku takkan pernah terlekang oleh apapun

Gadis itu mencium bibirnya dengan lembut dan menyesapnya dalam-dalam ; demi cinta yang telah menghadiahinya sebuah taman yang sejuk

~ lelaki itu mendadak sontak terbeliak :

~ bukankah gadisnya itu ada kaitannya dengan target diapartemen itu ??

~ fanny wijaya ?

Tetesan hujan menyadarkannya dari lamunan tentang kekasihnya yang seorang demonstran itu dan telah menjadi korban peluru es AS50 miliknya ditengah kegilaan demonstrasi yang mencabik damai siang itu ?

~ ah....Tya...bukankah engkau juga dikenal sebagai Sekar Suket ?

~ ah...betapa bodohnya, engkau pernah mengusik tentang nama fanny wijaya sebagai kakak dari lain ayah ?

Lelaki itu kemudian menghilang kembali ditengah gelapnya malam yang rebah oleh hujan itu :

~ kepingan ini hampir lengkap dan telah menguak sedikit pintu yang terkunci itu :

~ tya...sekar suket

~ fanny wijaya

~ kakak beradik lain ayah dan satu ibu

~ anting platina ( itu pasti engkau yang meninggalkannya ...fanny wijaya...)

~ pelacak militer itu

~ bukankah engkau bekerja sebagai konsultan bagi jenderal bintang tiga itu , fanny wijaya...?

~ apa perananmu di perusahaan ?

Malam terus merangkak , hujan belum jera dan keheningan kembali memerangkap kejutan demi kejutan .

~ ah...malam ini akan berakhir dengan sangat panjangnya menuju fajar....

    ( see ya in the next note )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar