Selasa, 08 Oktober 2013

** SENJA MERAH DI PARANG TRITIS **



**  RAPUNZEL **

September 6, 2009 at 9:16pm
Senja mulai merangkak; deburan ombak pantai selatan tampak memuncak 
Buih-buih putih saling berkejaran, 
tersenyum ramah , namun menyimpan kengerian yg dalam; 
Rona merah memburai di batas cakrawala, 
menari-nari dengan indahnya, seakan menyapa; 
sementara perlahan hamparan pasir yg berwarna kecoklatan mulai ditinggalkan, 
kesunyian mulai terbentuk diiringi senandung ombak yg makin ganas, 
seakan ingin memperlihatkan; jangan perlihatkan keangkuhanmu, disini.. 
Senja merah kian memerah, tersungging seulas senyum kemenangan, 
membelai dan merangkul insan-insan yg masih lekang merangkai janji; 
Seperti juga , 
sesosok tubuh berdiri diketinggian bukit pasir, 
menatap , 
seakan ingin memastikan apa yg dicarinya ada, 
Wajahnya yg menampakkan keteguhan, 
tak peduli dengan geraman angin selatan, 
dinginnya hembusan angin juga tak mengusiknya, 
Deburan ombak yg semakin membahana mengiringi gulungan ombak yg makin hebat, 
tak juga menepis keraguannya; 
sebuah penantian ; 
Sebuah janji musim gugur ingin dituntaskannya, 
tak peduli, 
akankah gulungan ombak akan menjadi badai dan menghempaskannya kepada 
kematian ! 
Senja merah kian memerah, 
menutur kata tanpa irama, 
mempertanyakan kehadiran lelaki itu disini, 
sementara batas cakrawala memerah hampir berdarah; 
sesaat lagi fenomena ini akan berakhir, 
gelisah tampak menyiksa wajah lelaki itu, 
sinar matanya menyapu dan mencari sebatas pandangannya; 
dan kuyu ketika tak menemukan apa yg menjadi harapannya, 
musim gugur datang terlalu cepat ; 
dedaunan gugur sebelum ranting-ranting menjadi kering , 
meninggalkan aroma kesat bercampur udara kering angin September; 
Senja merah kian memerah, seakan meronta-ronta untuk membebaskan diri, 
perlahan memudar menyisiri kegelapan yg mulai merasuk ; 
Berakhir sudah penantian hari ini, 
langkah gontai mengiringi kepergian sosok lelaki yg berdiri mematung dibukit pasir itu , 
gemuruh ombak laut selatan seakan ikut bersedih; 
dentaman ombak memecah telinga; 
seakan ingin melecut semangat lelaki itu, 
sekaligus mengejeknya; 
Untuk kesekian kalinya senja merah dimusim gugur telah dilewatinya , 
semua berlalu begitu saja; 
harapannya sirna bagai asap ditiup angin , 
kini hanya kegelapan malam yg menemaninya berlalu; 
sang kekasih tak pernah menampakkan dirinya di musim gugur; 
seperti janjinya kepada langit biru; 
kepada burung-burung di pepohonan; 
kepada 
hamparan awan putih yg menjadi hasrat dan mimpinya…….. 

(..catatan kaki diawal musim gugur, sept.09 )

** PENGEMBARA KEGELAPAN **

RINDU RAPUNZEL 

September 9, 2009 at 10:18pm

Malam terus merangkak, sunyi menemani pekatnya , 
bintang-bintang dilangit menyembunyikan diri , 
rembulan mengurung diri pula , 
ayunan pucuk-pucuk cemara , 
meretas ngeri , 
menyenandungkan kepedihan , 
menjerit dalam dinginnya malam ; 
sayup terdengar langkah memecah kesunyian , 
wajah sang pengembara kegelapan pedih menelusuri jalan setapak ; 
berkas darah mengering diwajahnya , 
semburatkan remuknya sebuah jiwa ; 
tersembunyi dibalik kerudung jubah hitam yg melambai , 
melontarkan kengerian bagi penghuni malam, 
senyap menyelubungi seluruh jagat raya, 
hening menyelinap dan kehidupan musnah ketika pengembara kegelapan 
melangkahkan kakinya; mencari getar rindunya yg terluka; 
Wahai rembulan pucat pasi , 
Duhai gemericik kelip bintang-bintang yg meredup , 
dimanakah dulu sang pria langit bersanding mencumbui kekasihnya ? 
Malam terus berlalu tanpa menyapa; 
meninggalkan pengembara kegelapan yg makin jauh tersesat; 
membawa luka dan nista yg berdarah ; 
dalam desah napasnya satu-satu membakar belukar , 
menggoreskan seretan langkah yg limbung; 
Duhai, penghuni-penghuni malam dan pertapa-pertapa pengawal jiwa , 
dimanakah dulu sang pria langit membangun rumah cintanya ? 
dimanakah dulu sang pria langit meletakkan selendang hasrat dan gairahnya ? 
dimanakah dulu sang pria langit mendekap kekasihnya pada malam-malam 
sebelum tidur, sebagai pengantar mimpi indah esok hari ? 
Hening ; 
Diam ; 
Sepi ; 
sang kekasih telah menutup pintu hatinya dan menghilang dari batas cakrawala; 
dan sang pengembara kegelapan memulai perjalanan jiwanya; 
menuju kepada kematian ; 
dalam rindu yg tercabik oleh tebasan pedang malaikat bertudung hitam….. 
(dari catatan kaki musim gugur 09 ) 

** PENGEMBARA KEMATIAN ** 

CINTA RAPUNZEL

September 8, 2009 at 10:42pm

Debu-debu beterbangan ; 
matahari menumpahkan teriknya , 
seakan ingin menyaingi panasnya neraka milik Lucifer ; 
Bumi meronta ; 
membara dan melelehkan gejolak raga yg masih tersisa, 
aahh…. 
Musim gugur mulai menjarah ; 
semilir tak lagi menyejukkan 
rengasan terik berkepanjangan , 
menari dan terus menari …. 
membakar matahari dibumi yg menangis ini ; 
Debu-debu kembali bersimpangan ; 
menorehkan fatamorgana sesaat , 
senja takkan pernah seindah dulu , 
tatkala desah masih berselubungkan rindu; 
saat tawa membuai jiwa dalam hasrat, 
yang kini telah terbuang , 
pada hamparan padang ilalang kering ; 
tempatmu berada, 
wahai pengendara kegelapan , 
pada pertarungan demi pertarungan berlalu , 
yg makin menyeretmu pada jurang kehancuran , 
terhempas pada tebing kematian sebuah jiwa ; 
sekeping jiwa terlontar ; 
sepotong lagi terinjak nista ; 
sedangkan kepingan lain terhempas dalam pekatnya kegelapan malam , 
tanpa ada sapa dan kecup pengantar mimpi ; lagi , 
malam-malam berwajah dingin dan keruh ; 
pada siapa pengembara kegelapan merangkul kematian ; 
kematian sebuah hati dan jiwa yg ternista tanpa teradili, 
menari dan teruslah menari ; 
pengembara kegelapan melangkah menuju kepada kembara kematiannya…. 

( catatan kaki musim gugur 09 ) 





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar